Sudah 7
bulan belajar sebuah bahasa baru. Aku tidak belajar disekolah atau tempat
kursus bahasa asing karena beberapa alasan. Mungkin buat sebagian orang
sangatlah mudah mempelajari bahasa ini. Hal ini berbeda denganku. Aku
mempelajari bahasa ini untuk suatu tujuan bukan karena menyukainya.
Kesan
pertama melihat huruf kanji tuh seperti huruf yang sedang menari-nari diatas
kertas. Aku belajar dengan ditemani seorang sensei sambil mengkhayal kanji yang
aku lihat itu sedang berjalan diatas kertas membuat sebuah cerita.
Beberapa
hari yang lalu, aku merasa lelah. Time limit belajar dah keburu habis ditambah
sensei sekaligus muridku lebih cepat belajar bahasa Indonesia. Tapi
abis dapet sedikit pencerahan dan evaluasi belajar dari sensei. Semangat
belajar kembali membara.:
Setelah
sensei pertama datang di awal bulan April. Bulan depan ada seorang sensei baru.
Beda 3 tahunlah usianya. Dia seorang guru di sebuah SMA di Jakarta Selatan.
Lumayan atuh bisa les privat gratis. Gara-gara simbiosis mutualisme. Dia gak
cuman jadi guru tapi muridku juga.
Kesan :
Praktek lebih mudah dalam sebuah pembelajaran bahasa asing dibandingkan
menghafal kamus tebal yang bikin pusing.
Kamis, 23 Juni 2016
Di sebuah ruangan tanpa ditemani seekor Alvin.
(Mindahin catatanku di FB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar