Social Icons

Selasa, 18 Desember 2018

Pertemuan Kedua dengan T chan

Sabtu, 6 Oktober 2018

Dipertemuan kedua ini, kami bermain ke Perpustakaan Nasional yang berada di Jl. Medan Merdeka. 
Tidak ada ingatan yang menyenangkan disini. Yang ku ingat hanyalah pengalaman pertamaku naik turun sebuah gedung berlantai 24 melalui tangga darurat. Setelah darisana, kami pulang berjalan kaki sampai halte bus Semanggi. Yaah seperti biasa, ia masih menjaga jarak denganku seperti ada tembok penghalang tuk berteman. 

Jumat, 26 Oktober 2018

Ia mengunjungi kampusku. Pada pertemuan ketiga ini tidak ada hal yang menyenangkan (padahal setiap aku bertemu Ryo, selalu ada hal yang menyenangkan). Meskipun ia mulai terlihat membuka diri sedikit (sangat sedikit), rasanya tetap masih ada jarak dalam berteman. 




readmore...

Sensei Keduaku, T chan!

St. Cawang Cikoko

Sabtu, 15 September 2018


Hari itu adalah awal pertemuan kami. Ia adalah teman online ku yang ketiga. Hal yang paling mengesankan diingatanku ialah ekspresi takutnya saat melihatku memakai masker. Saat itu, aku tidak mengetahui rupanya sama sekali.

Sesampainya aku di Halte St. Cawang Cikoko, aku meneleponnya. Seolah rasanya tak percaya, seorang pria berwajah Indonesia keturunan Cina itu adalah dia. 

"Takumi, kamu dimana?" tanyaku
"Saya di halte stasiun Cawang." jawabnya
"Kamu Takumi kan?" tanyaku sambil melambaikan tanganku didepan wajahnya. 
"Iya." 

Saat itu, aku memakai earphone dan lupa menutup teleponku. Sehingga terjadi kejadian yang lucu dan selalu aku ingat hingga saat ini. 

"Kenalin aku Yuni. Aku sudah didepanmu" (masih melambaikan tanganku persis diwajahnya).

"Didepan mana?"tanyanya

Seketika aku putus telepon kami karena sangat kesal padanya. Dia tidak menyadari wanita bermasker yang berdiri didepannya itu aku. 

"Hei, kamu Takumi dari Jepang kan? Aku Yuni"
"I...ii..iya."

Kemudian kami pergi ke taman Tebet, selama berjalan kaki denganku ia selalu berjalan dibelakang. Ketika kami tiba di taman Tebetpun, ia duduk sangat jauh sekali denganku dan berbicara dengan nada yang sangat kecil hampir tidak terdengar. 

Ah mungkin dia takut karena belum melihat wajahku. Ketika aku ingin melepas masker, dia mengintip dari belakang. Lalu, aku ikat lagi maskerku dan menengok kearahnya hahahha. Tiba-tiba dia langsung menundukkan pandangannya. 

Kemudian aku coba buka masker perlahan-lahan. (saat itu aku sadar, dia sedikit melirik kearahku. Mungkin dia penasaran)

"Seharusnya aku yang takut denganmu karena kamu pria. Sekarang kamu bisa lihat wajahku" kataku sambil membuka masker.

Meskipun aku sudah membuka masker, ia tetap berbicara dengan suara yang kecil dan menundukkan pandangannya. Meski sesekali ia mencoba tuk curi pandang. Namun selalu gagal karena aku selalu berbicara menatap wajah lawan bicara. Dari pertemuan pertama ini, aku menyimpulkan ia adalah seorang pria pemalu. 



readmore...

Kamis, 09 Maret 2017

Selamat Jalan, Sensei !

今日、私は日本人の友人に何かを書きたいです。なぜかわからないけど、私は亮と会うことができてとてもうれしかったです。初めて私たちは3つの言語で話しました。たった7ヶ月だったけど亮と会うことはいんしょうてきでした。私たちの友好のきずながいつまでもつづきます。私はいつかどこかで再会できることを願っています。気をつけて、亮とこのすけさん。無事に大阪にとうちゃくすることを願っています。
Hari ini aku ingin menulis sesuatu untuk seorang teman. Entah mengapa, aku merasa begitu senang dapat bertemu denganmu. Di pertemuan pertama, kita berbicara dalam tiga bahasa. Pertemuan denganmu inilah yang sangat mengesankan walau hanya tujuh bulan. Selain itu, aku juga dapat berkenalan dengan Ibu Teraoka dan Konosukeさん. Semoga pertemanan kita kan senantiasa terjalin. Aku berharap kita dapat berjumpa kembali suatu hari nanti. Entah dimana. Ryou, terima kasih sudah mau main kerumahku yah.
Hati-hati di jalan, Ryo dan Konosukeさん.
Semoga kalian tiba di Osaka dengan selamat. 

Jakarta, 9 Maret 2017

------------------------------------------------------------------------------
#Aku_mau_belajar_bersama_kalian_lagi
#Terimakasih



readmore...

Jumat, 29 Juli 2016

Awal Pertemuanku Dengannya



Kota Tua, Jumat, 29 Juli 2016.

Hari ini mendapatkan sebuah cara belajar yang baik (yang sesuai dengan kemampuanku). Yah memang setiap orang memiliki cara yang berbeda. Namun, aku bukanlah tipe orang yang mudah mengingat sesuatu dengan mudah terutama mempelajari bahasa asing seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang tentunya.

Dua orang sensei hari ini , Kak Ryou dan Kak Kono memiliki cara belajar yang berbeda. Namun, Kak Kono lebih cepat menangkap pelajaran yang aku berikan hari ini, misalnya ketika aku mengajarkan cara melafalkan suatu kata. Kak Kono melihat gerakan mulutku sedangkan Kak Ryou tidak. Hal ini mengingatkan aku saat mengajarkan adikku dirumah untuk berbicara. (Pelajaran pertama : belajar bahasa asing seperti halnya anak kecil yang belajar berbicara)

Selain itu, Kak Kono selalu mencatat kata-kata baru dan mempraktikkan kembali tanpa rasa malu atau takut jika ia melakukan kesalahan. Misalnya cara makan ala orang Indonesia, menyebrang jalan, dan masih banyak lagi. Kelihatan konyol sih sampai orang lain yah mungkin ada yang menganggap betapa bodohnya saat itu. Namun, dia bisa juga mempraktikkannya dengan benar. (Pelajaran kedua : mencatat hal-hal yang baru dan membacanya kembali selain itu harus berani)

Beberapa orang mungkin menganggap belajar adalah hal yang paling membosankan bahkan memalukan dalam menjalani prosesnya. Awalnya sih aku juga berpikir seperti itu tapi kalau sekarang tidak belajar itu hal yang menyenangkan yah meskipun harus menanggung malu jika orang lain menertawakan kesalahan kita. Eiiitss... Malah yang harus malu itu orang yang gengsi atau enggan belajar. Belajar kan tidak harus disekolah atau universitas saja,kan? :P

Sampai jumpa ka Kono ^^
Selamat datang Kak Ryou.....





readmore...

Kamis, 23 Juni 2016

Sensei, Aku Menyerah!



Sudah 7 bulan belajar sebuah bahasa baru. Aku tidak belajar disekolah atau tempat kursus bahasa asing karena beberapa alasan. Mungkin buat sebagian orang sangatlah mudah mempelajari bahasa ini. Hal ini berbeda denganku. Aku mempelajari bahasa ini untuk suatu tujuan bukan karena menyukainya.

Kesan pertama melihat huruf kanji tuh seperti huruf yang sedang menari-nari diatas kertas. Aku belajar dengan ditemani seorang sensei sambil mengkhayal kanji yang aku lihat itu sedang berjalan diatas kertas membuat sebuah cerita.

Beberapa hari yang lalu, aku merasa lelah. Time limit belajar dah keburu habis ditambah sensei sekaligus muridku lebih cepat belajar bahasa Indonesia. Tapi abis dapet sedikit pencerahan dan evaluasi belajar dari sensei. Semangat belajar kembali membara.:


Setelah sensei pertama datang di awal bulan April. Bulan depan ada seorang sensei baru. Beda 3 tahunlah usianya. Dia seorang guru di sebuah SMA di Jakarta Selatan. Lumayan atuh bisa les privat gratis. Gara-gara simbiosis mutualisme. Dia gak cuman jadi guru tapi muridku juga.

Kesan : Praktek lebih mudah dalam sebuah pembelajaran bahasa asing dibandingkan menghafal kamus tebal yang bikin pusing.


Kamis, 23 Juni 2016 


Di sebuah ruangan tanpa ditemani seekor Alvin.
(Mindahin catatanku di FB)



readmore...

Sabtu, 02 April 2016

Seorang Teman dari Negeri Sakura




Sabtu, 2 April 2016.



Aku harap catatan kecil ini menjadi memori sebuah pertemuan.


Hari ini merupakan hal yang baru bagiku. Aku sangat tidak suka menunggu dan ditunggu. Kita sih janjian ketemuan jam 2 siang. Namun, aku tiba disana 1 jam lebih awal. Lumayan panas juga euuy nunggu 1 jam digerbang utama. (Yah ini salahku juga kenapa milih meeting point disitu).


Yap, sesuai dengan dugaanku. Dia benar-benar tepat waktu. Pukul 14.00, dia tiba dan sesuai perjanjian kita harus mengobrol menggunakan dua bahasa. Namun, aku begitu gugup hingga lupa kalimat yang sudah kusiapkan dalam bahasa Jepang (namanya juga beginner -_-" jadi harus prepare dulu).



K: こんにちは,ユニ。I'm Kota.


Y: こんにちは, kota. (Aduh , mau ngomong apaan yaa tadi. Tuh kan lupa. Ya udah deh pake bhs Inggris aja) Ok, ayo kita masuk ke dalam. Sebelum kita masuk, kamu harus melepas sepatumu,yah.


Seorang satpam didepan pintu Al Fattah meminta kami untuk ke ruang informasi terlebih dahulu. Disana kita hanya mengisi absen kehadiran untuk tamu asing dan beberapa peraturan selama di Masjid. Oh ya, dia kayaknya kebingungan banget pas disuruh ngisi kolom agama. Akhirnya dia ngisi Budha (aku sih kurang yakin, setau aku dia kan g punya agama. Alasan dia datang kesini mau tahu tentang Islam dan kehidupan muslim Indonesia.).




Setelah mendapat sedikit pengarahan, kita berjalan ke lantai 1.


K: Yuni, itu jam untuk apa? Kok banyak banget sih?


Y: Oh, itu namanya jadwal solat. Muslim ibadah 5x dalam sehari. Ada waktu subuh, zuhur,asar,magrib, dan isya. Waktu solat tiap negara sih beda-beda. Tapi kali diindonesia, waktu solatnya ya seperti yang ditunjukkan dipapan itu (Sambil jalan-jalan kearah teras).


K: wah, masjid ini besar juga yah. Apakah ini masjid terbesar diindonesia?


Y: Yap, betul banget. Sekitar 200.000 orang bisa solat disini pas acara idul fitri. Kan ini hari biasa, jadi pengunjungnya gak terlalu banyak. Di Indonesia, mall, cafe, dan restoran menyediakan tempat untuk solat. Ya udah yuk, kita ke atas.


Y: Kota, itu namanya Monas. Ikonnya kota jakarta. Letaknya gak terlalu jauhlah dari sini.


K: Iya, kemarin aku kesana.


Y: Loh, emang nyampe sini jam berapa?


K: Jam 5 sore. Aku naik Damri dari soetta ke hotel. Oh ya, aku sempet kaget banget.


Y: Emang kenapa?


K: Suasana di Damri sangat berisik dan banyak penduduk lokal.


Y: Iya sih. Makanya dari awal, aku ga nyaranin kamu naik itu. Kamu kesini naik apa?


K: Jalan kaki dari hotel. Aku takut banget pas mau nyebrang tadi. Pengemudi disini sangat tidak ramah pada pejalan kaki sepertiku.


Y : Iya sih, kamu bener. Aku sih juga takut nyebrang tapi ya modal nekat aja. Nanti tuh pengemudi kasih kita jalan kok.


K : Btw, disini ada cafe atau restoran yang deket ga?


Y: Kamu mau ke restoran Jepang?


K: Oh disini juga ada ya restoran Jepang.


Y: Ada sih tapi letaknya lumayan jauh. O ya aku ga suka makanan mentah.


K: oh kenapa ga suka ?


Y: Ga biasa aja sih. Btw, dimasjid ini ada kantin.


K: Oh ya, kita lanjut ngobrol disana aja.


Sesampainya dikantin masjid.


K: Yuni, makanan favorit kamu apa?



Y: (aduh ini pertanyaan sulit. Aku ga tahu makanan yang aku suka. Asal sebut aja deh, biar cepet). Aku suka rendang, gulai, dan sate. (tanpa aku sadari, dia lagi baca menu makanan dibelakangku)


K: Yah, disini gak ada makanan yang kamu suka ya. Sate? Wah itu enak banget. Kemarin aku nyoba makan sate kambing, nasi goreng, dan mie goreng. Rasanya enak banget.


Y: Oh, benarkah? Ada dua jenis sate disini. Kamu makan sate yang mana?


K: sate kambing.


Y: oh itu namanya sate madura. Aku juga suka sih tapi lebih suka sate Padang. Kamu tahu bedanya?


K: No.


Y: Sate padang terbuat dari daging sapi. Kalo sate madura terbuat dari daging ayam atau kambing.


K: I see. Aku pesan makanan dulu ya.



Y: (what? Nih orang makannya banyak juga yah) Kota, kamu emangnya belum makan siang? Aku sih udah makan dikampus. Jadi masih kenyang.


K: Lunch? What's it?


Y: (aduh aku lupa lagi bahasa jepangnya)Lunch is あさごはん。


K: No, あさごはん is breakfast.


Y: Yah tuh kan salah -_-" Maaf aku ga tahu.


(dia jelasin sedikit-sedikit Bahasa Jepang)


K : Aduh, makanannya pedes banget yah.


Y : Loh, emangnya kamu ga suka makanan pedas?


K : Nggak. Perutku gak kuat.


K : Ya udah kita mulai aja belajarnya.


Y : Kamu kan belum selesai makan. Habisin dulu makanannya.


K : Aku udah ga kuat lagi.


Y : Haha.. Itu mah belum seberapa.


K : Kamu suka pedes? Makanan Indonesia pedes semua yah.


Y : Ya, aku suka banget pedes. Kalo kamu ga suka pedes, kenapa ga pesan tempe bacem aja tadi. Itukan rasanya manis.


K : Ha? Really? I don’t know it. Ya udah, yuk kita mulai aja belajarnya. Kamu kenapa sih mau belajar B. Jepang ?


Y : Ya, biar makin gampang aja komunikasi dan balas email dari klienku. O ya, aku punya buku B. Jepang. Buku ini sulit untuk dipelajarin. (bukunya ada terjemahan bahasa indonesianya sih tapi aku salah beli. Beli level N3)


K : Boleh aku buka?


Y : Sure.


Tak terasa aku belajar Bahasa Jepang dengannya sampai Asar dan kantin mulai tutup. Kita pindah ngobrol di kursi dekat pohon.


K : Wah, suara Al Qur’an nya begitu indah ya.


Y : Itu namanya sholawat nabi. ( jelasin panjang lebar tentang sholawat nabi dan Adzan)


K : Oh begitu. Aku belum pernah dengar. Di Jepang ga ada masjid.


Y : Setahuku sih bukannya ada ya? Masjid Camii di Tokyo.


K : Oh, benarkah? Kok aku ga tau sih.


Y : Nanti kalo kamu mau belajar tentang Islam dimasjid itu aja. Kamu nanti bisa tanya lebih leluasa ke muslim yang bisa bahasa Jepang.


Disela-sela obrolan kita, ada seorang pria paruh baya menghampiri kita. Yah, dia intinya seneng banget ada turis asing yang mau belajar tentang Islam. Ternyata, pria paruh baya ini daritadi dengerin percakapan kita -,-“ dan beberapa turis asing melihat kita (gara-gara keasikan ngobrol sampe ga nyadar gitu). Tiba-tiba dua orang wanita Jepang menghampiri kami. Mereka bilang mau tahu juga tentang Islam dan masjid. Namun, mereka tidak membawa hijab. Ya udah deh, aku saranin supaya ke ruang informasi. Biasanya sih pengurus masjid udah menyediakan mukena dan sarung untuk turis di ruang informasi.


Ada banyak hal-hal yang lucu saat di Istiqlal mulai dari ketemu bule yang diusir gara-gara pake celana pendek, sharing tentang kehidupan di Jepang dan Indonesia, belajar bahasa Jepang dan masih banyak lagi. Duh, gak terasa notes ini udah panjang banget. Semoga kita ketemu lagi yaa... Entah dinegeri sakura atau disini lagi hehe...
 












readmore...

Rabu, 30 Desember 2015

Alasan Belajar Bahasa Jepang

Jakarta, Desember 2015

Aku dan adikku membuat challenge yaitu belajar bahasa asing dari nol selain bahasa Inggris. Kemudian kami memutuskan untuk belajar bahasa Jepang dan siapa yang paling cepat menghapal hiragana dan katakana. Alhamdulillah aku menang dan bisa menghapal katakana dan hiragana dalam waktu kurang dari seminggu. 

Setelah kalah challenge games, adikku memutuskan berhenti belajar bahasa Jepang. Sebenarnya aku juga ingin berhenti. Qadarullah aku malah melanjutkan belajar bahasa Jepang karena selalu mendapatkan e-mail dari suatu agen travel Jepang yang bekerjasama dengan kantor orang tuaku. Saat itu aku masih duduk di D3 Keperawatan tingkat 3. Saking kesalnya aku pada bos Jepang itu, aku bilang ke dia,"We don't understand Japanese at all. If you don't mind, would you like to give us translation in English or Indonesian?". Alih-alih menyetujui permintaanku, dia malah tertawa keras dan berbicara dalam bahasa Jepang ke stafnya. Kemudian aku mulai menantang diriku untuk belajar bahasa Jepang dan ingin tahu seberapa mudah sih bahasanya sampai ia terlihat menyepelekanku saat itu. 


Awal Januari 2016

Adikku merekomendasikanku sebuah aplikasi belajar bahasa asing yang mana dapat menghubungkan kita dengan penutur aslinya yang sedang belajar bahasa Indonesia. Kemudian aku belajar otodidak hanya melalui chatting di app itu. Kalian tahu? Semua kalimat yang aku ketik dalam bahasa Jepang dicoret pakai garis merah. Namun aku masih tetap semangat belajar dan bersikukuh tidak menggunakan text book sama sekali. 

Dua bulan sudah, aku mempelajari bahasa Jepang. Namun hasilnya nihil hingga tibalah dititik keputusasaan. Qadarullah, aku berkenalan dengan seorang panpal yang tertarik dengan Islam dan akan berkunjung ke Jakarta pada bulan April 2016. Orang itu bernama Kouta Nakatsuji. 

Aku masih tidak yakin untuk bertemu seorang panpal yang aku kenal dari dunia maya. Selama seminggu sebelum pertemuan, aku berdoa agar diberi petunjuk 😅 Aku berdoa pada Allah, aku hanya ingin belajar bahasa Jepang dengannya. Jika orang itu tidak baik, semoga aku kuliah sampai malam seperti biasanya. Namun jika orang itu baik, maka mudahkanlah kami untuk bertemu. 

Kemudian aku mengatur tempat ketemuan kita yaitu di pintu masuk masjid Istiqlal yang bersebrangan dengan gereja Katedral. 

Sabtu, 2 April 2016

Entah mengapa hatiku terasa bahagia sekali. Meskipun ada sedikit kekhawatiran. Qadarullah, seharusnya hari itu aku kuliah sampai malam. Namun, dosen-dosen yang mengajar berhalangan hadir. Waktu masih menunjukkan pukul 11.00 siang. 
"Ya Allah, apa ini tanda kalo Engkau mengizinkan aku untuk bertemu dengannya? Ya Allah lindungilah aku, semoga kami bisa saling belajar pas ketemuan nanti."ucapku dalan hati. 

Kemudian aku mengganti pakaianku di masjid dekat kampus. Setelah itu pergi ke Istiqlal menggunakan Transjakarta. 

Sesampainya di Istiqlal, tiba-tiba semua kekhawatiranku hilang. Aku menunggu sekitar 1jam di meeting point (datangnya kecepetan). 

"Duh ni orang mana sih?Salah aku sendiri sih ngajak ketemuan jam 2. Sekarang masih jam 1. " ucapku dalam hati. 

"Ih udah jam 13.55 tapi dia belum datang juga. Ya udah deh, aku tunggu sampai jam 14.00 aja. Kalo jam 14.00 ga dateng juga. Pulang aja ah. O ya aku juga kan ga tau muka Kouta kayak gimana. Lah trus gimana mau ketemu yak. Eh tapi kan aku dah bilang aku bakal pakai baju apa buat ketemuan hari ini. Hmm Ya udah deh, nanti kalau ada orang mata sipit kulit putih pasti dia. Lagian orang Jepang pasti mirip ama orang Cina."

Pukul 14.00
Tiba-tiba aku melihat seorang pria berkulit putih mata sipit memakai topi. 

"Wah kayaknya ni dah orangnya wkwkwk. Ah tapi ga mungkin, ini kayak orang Cina. Tapi kok ini cowo ganteng ya. Duh apa-apaan sih. Aku malah mikir yang aneh-aneh." ucapku dalam hati sambil tersenyum sendiri 

"What?? Kok ni cowo malah jalan kearah gw sih. Trus nunjuk-nunjuk gw pake bahasa planet mana tuh."ujarku dalam hati. 

-bersambung ke episode Seorang Teman dari Negeri Sakura -
readmore...