Jakarta, 9 Oktober 2014.
Pukul 20:30
Entah mengapa, kini aku mulai mematikan rasa itu perlahan-lahan. Rasaku terhadapnya, yah rasa yang tumbuh akan kehadiran seorang pria istimewa untukku. Apakah aku pantas mencintainya,jika pada akhirnya aku harus tersakiti. Aku merasa diriku tak pantas tuk mencintai atau dicintai.
Aku tak mau seperti ibu yang selalu dipukul ayah. Sejak kecil, aku hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Yah, ketakutan tuk melakukan segalanya, ayahku selalu memukuliku, sedangkan ibuku mengatakan aku adalah anak yang bodoh.
Mungkin itulah sebabnya, diriku tak pernah mencintai seorang priapun sebelumnya.Trauma masa kecilku selalu menghantuiku tiap malam.Namun, apakah ini adil? Ketika tuk pertama kalinya ku merasakan rasa terhadap seorang pria yang kukagumi tapi aku harus mematikan bahkan mengubur rasa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar