“Lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampai kalian sendiri merasa jemu.” (HR Bukhari)
Ada banyak hal yang belum kita tahu. Ada banyak keterampilan
yang kita belum bisa. Ada banyak wawasan yang terlewatkan. Ada ribuan
buku yang terbit tiap hari. Ada milyaran manusia yang belum kita kenal.
Ada jutaan tempat yang belum kita kunjungi. Ada banyak buah pikiran yang
belum tersalurkan. Ada banyak ide dan rancang karya yang belum kita
wujudkan. Demi Allah, ada banyak ilmu yang belum kita amalkan...
Padahal Allah telah menyediakan tempat belajar: Ada banyak
masjid tanpa jama’ah dan pemakmur. Ada banyak TPA yang kekurangan
pembina. Ada banyak acara dakwah kurang lancar sebab tak ada personel
memadai. Ada pengelolaan yang belum professional melihat cara kerja
Panitia Kegiatan Ramadhan kemarin. ROHIS masih pontang-panting dan
compang camping kalau mengadakan acara. Ada banyak remaja masjid yang
justru menggunakan kegiatan untuk pacaran, wuih. Itu yang dekat dan
kecil. Ada yang dekat tapi besar. Misalnya, ada jutaan muslimin miskin
adalah tetangga kita. Ratusan ribu anak jalanan lalu lalang di depan
rumah. Jutaan ummat terancam Kristenisasi dan pemurtadan.
Yang jauh di mata tapi harusnya dekat di hati? Jutaan
pengungsi Palestina meregang nyawa. Anak-anak kecil dengan ketapel
menghadang tank dan Buldozer Israel. Orang-orang tak berdosa korban bom
curah dan bom karpet amerika di Afghan dan ‘Iraq. Muslimah yang diteror,
ditarik jilbabnya dan diperkosa. Demi Allah, banyak hal yang akan
ditanyakanNya kepada kita, soal ukhuwah, cinta dan kepedulian.
Saya kan juga masih bodoh soal agama, belum layak ambil
bagian dalam da‘wah. Sepantasnya saya dida’wahi dulu sampai benar-benar
bisa. Baru memang kalau nanti saya bisa ceramah, ajak deh saya
berda’wah.
"Ketahuilah, kalau da’wah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu lidah, tak perlu anggota badan yang lain!"
Pun anda seorang yang hanya bisa mengebut, tak ada
keterampilan lainnya, betapa berharganya anda sebagai penjemput ustadz
yang rumahnya nun di sana. Pun saat anda seorang yang agak ‘pelit’(baca:
hati-hati) soal uang, ada jabatan bendahara ROHIS menanti. Pun ketika
anda hanya seorang yang suka jajan, Andalah referensi Sie Konsumsi untuk
mencaari konsumsi terlezat dan termurah. Pun ketika anda seorang yang
suka bertualang, anda tetap referensi dan surveyor Tim Outbond Islami.
Pun ketika anda hanya kenal para sopir, bukankah kita perlu Sie
Transportasi? Pun kalau anda bercita-cita menjadi pebisnis sukses,
mengapa tak sejak sekarang belajar dalam Sie Dana Usaha? Kalau anda
ingin jadi aktivis LSM, kok tidak sejak sekarang mengumpulkan dan
mengelola infaq untuk pengungsi Ambon, Poso, korban perang di Afghan,
‘Iraq, dan Palestina? Begitu banyak hal yang bisa dilakukan dalam da’wah
ini...
“Hai orang-orang yang berkemul selimut! Bangunlah, lalu
beri peringatan! Dan Rabb-mu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah!
Dan perbuatan dosa tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan
maksud memperoleh lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabb-mu,
bersabarlah!” (Al-Muddatsir: 1-7)
Ya, lalu kelak? Tahukah kau, dari 1000 anggota dewan partai
da’wah, 400 orang diantaranya bergelar Lc? Tegakah kau saksikan mereka
terbengong sejenak, dan harus belajar cepat, sangat cepat, untuk
mengejar ketertinggalan mereka memahami masalah-masalah politik,
ekonomi, sosial, budaya pada amanah yang diembannya? Lalu siapa yang
sempat member taujih bagi ummat, kalau begitu? Tidak. Teruslah menatap
ke depan, maka kau akan saksikan betapa da’wah semakin membutuhkan
sosok-sosok yang professional di berbagai bidang untuk menjawab
pertanyaan ummat, “Mana kontribusi da’wah bagi kemajuan peradaban?”
Tengoklah ke belakang. Investasi ‘Utsman telah memakmurkan
seluruh Madinah. Enterpreneurship ‘Abdurrahman ibn ‘Auf telah membangun
kesembangan pasar yang sebelumnya dikungkung hegemoni Yahudi. Kemahiran
Asy Syifa’binti ‘Abdillah telah menjaga kesehatan penduduk Madinah.
Administrasi ala ‘Umar ibn Al Khaththab membuat negerinya sentausa.
Kejelian akunting Abu ‘Ubaidah telah menjaminkan keadilan dan pemerataan
ekonomi masyarakat. Kelihaian perang Khalid telah membuka
wilayah-wilayah baru. Kecerdikan diplomasi ‘Amr ibn Al ‘Ash telah
menaklukkan banyak tanah tanpa pertumpahan darah.
Begitulah...
Maka kini, mungkin dalam keterbatasan kita, bercita-cita tinggilah..
Kerjakan semua yang kau bisa sampai batas kelelahan menghampiri. Malam
ini, saat kau rasakan pegal di punggung, ngilu di kaki, dan nyeri di
sendi, berbaringlah bertafakkur di tempat tidur. Bermuhasabahlah sambil
merilekskan tubuhmu. Rasakan kenyamanan istirahat yang sangat. Lalu,
bolehlah engkau bersenandung seperti yang dilantunkan Hijjaz:
Selimuti diriku
Dengan suara kasih sayangMu
Agar lena nanti, kummpikan surge yang indah
Abadi
Pabila ku terjaga
Dapat lagi kurasai
Betapa harumnya, wangian surge Firdausi
Oh Ilahi
(Hijjaz: sSebelum Mata Terlena)
Semoga segala kelelahanmu, berhadiah pijatan lembut bidadari...
Sumber: "Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim" penulis Salim A. Fillah, chapter "Kontribusi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar