Social Icons

Minggu, 21 April 2013

Kontribusi dalam Dakwah

“Lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampai kalian sendiri merasa jemu.” (HR Bukhari)

            Ada banyak hal yang belum kita tahu. Ada banyak keterampilan yang kita belum bisa. Ada banyak wawasan yang terlewatkan. Ada ribuan buku yang terbit tiap hari. Ada milyaran manusia yang belum kita kenal. Ada jutaan tempat yang belum kita kunjungi. Ada banyak buah pikiran yang belum tersalurkan. Ada banyak ide dan rancang karya yang belum kita wujudkan. Demi Allah, ada banyak ilmu yang belum kita amalkan...

            Padahal Allah telah menyediakan tempat belajar: Ada banyak masjid tanpa jama’ah dan pemakmur. Ada banyak TPA yang kekurangan pembina. Ada banyak acara dakwah kurang lancar sebab tak ada personel memadai. Ada pengelolaan yang belum professional melihat cara kerja Panitia Kegiatan Ramadhan kemarin. ROHIS masih pontang-panting dan compang camping kalau mengadakan acara. Ada banyak remaja masjid yang justru menggunakan kegiatan untuk pacaran, wuih. Itu yang dekat dan kecil. Ada yang dekat tapi besar. Misalnya, ada jutaan muslimin miskin adalah tetangga kita. Ratusan ribu anak jalanan lalu lalang di depan rumah. Jutaan ummat terancam Kristenisasi dan pemurtadan.

           Yang jauh di mata tapi harusnya dekat di hati? Jutaan pengungsi Palestina meregang nyawa. Anak-anak kecil dengan ketapel menghadang tank dan Buldozer Israel. Orang-orang tak berdosa korban bom curah dan bom karpet amerika di Afghan dan ‘Iraq. Muslimah yang diteror, ditarik jilbabnya dan diperkosa. Demi Allah, banyak hal yang akan ditanyakanNya kepada kita, soal ukhuwah, cinta dan kepedulian.

           Saya kan juga masih bodoh soal agama, belum layak ambil bagian dalam da‘wah. Sepantasnya saya dida’wahi dulu sampai benar-benar bisa. Baru memang kalau nanti saya bisa ceramah, ajak deh saya berda’wah.

"Ketahuilah, kalau dawah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu lidah, tak perlu anggota badan yang lain!"
             Pun anda seorang yang hanya bisa mengebut, tak ada keterampilan lainnya, betapa berharganya anda sebagai penjemput ustadz yang rumahnya nun di sana. Pun saat anda seorang yang agak ‘pelit’(baca: hati-hati) soal uang, ada jabatan bendahara ROHIS menanti. Pun ketika anda hanya seorang yang suka jajan, Andalah referensi Sie Konsumsi untuk mencaari konsumsi terlezat dan termurah. Pun ketika anda seorang yang suka bertualang, anda tetap referensi dan surveyor Tim Outbond Islami. Pun ketika anda hanya kenal para sopir, bukankah kita perlu Sie Transportasi? Pun kalau anda bercita-cita menjadi pebisnis sukses, mengapa tak sejak sekarang belajar dalam Sie Dana Usaha? Kalau anda ingin jadi aktivis LSM, kok tidak sejak sekarang mengumpulkan dan mengelola infaq untuk pengungsi Ambon, Poso, korban perang di Afghan, ‘Iraq, dan Palestina? Begitu banyak hal yang bisa dilakukan dalam da’wah ini...
Hai orang-orang yang berkemul selimut! Bangunlah, lalu beri peringatan! Dan Rabb-mu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah! Dan perbuatan dosa tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabb-mu, bersabarlah! (Al-Muddatsir: 1-7)

             Ya, lalu kelak? Tahukah kau, dari 1000 anggota dewan partai da’wah, 400 orang diantaranya bergelar Lc? Tegakah kau saksikan mereka terbengong sejenak, dan harus belajar cepat, sangat cepat, untuk mengejar ketertinggalan mereka memahami masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, budaya pada amanah yang diembannya? Lalu siapa yang sempat member taujih bagi ummat, kalau begitu? Tidak. Teruslah menatap ke depan, maka kau akan saksikan betapa da’wah semakin membutuhkan sosok-sosok yang professional di berbagai bidang untuk menjawab pertanyaan ummat, “Mana kontribusi da’wah bagi kemajuan peradaban?”

             Tengoklah ke belakang. Investasi ‘Utsman telah memakmurkan seluruh Madinah. Enterpreneurship ‘Abdurrahman ibn ‘Auf telah membangun kesembangan pasar yang sebelumnya dikungkung hegemoni Yahudi. Kemahiran Asy Syifa’binti ‘Abdillah telah menjaga kesehatan penduduk Madinah. Administrasi ala ‘Umar ibn Al Khaththab membuat negerinya sentausa. Kejelian akunting Abu ‘Ubaidah telah menjaminkan keadilan dan pemerataan ekonomi masyarakat. Kelihaian perang Khalid telah membuka wilayah-wilayah baru. Kecerdikan diplomasi ‘Amr ibn Al ‘Ash telah menaklukkan banyak tanah tanpa pertumpahan darah.

Begitulah...

Maka kini, mungkin dalam keterbatasan kita, bercita-cita tinggilah..
Kerjakan semua yang kau bisa sampai batas kelelahan menghampiri. Malam ini, saat kau rasakan pegal di punggung, ngilu di kaki, dan nyeri di sendi, berbaringlah bertafakkur di tempat tidur. Bermuhasabahlah sambil merilekskan tubuhmu. Rasakan kenyamanan istirahat yang sangat. Lalu, bolehlah engkau bersenandung seperti yang dilantunkan Hijjaz:

Selimuti diriku
Dengan suara kasih sayangMu
Agar lena nanti, kummpikan surge yang indah
Abadi
Pabila ku terjaga
Dapat lagi kurasai
Betapa harumnya, wangian surge Firdausi
Oh Ilahi
(Hijjaz: sSebelum Mata Terlena)

Semoga segala kelelahanmu, berhadiah pijatan lembut bidadari...


 Sumber: "Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim" penulis Salim A. Fillah, chapter "Kontribusi"

Tidak ada komentar: