Social Icons

Sabtu, 11 Mei 2013

Sang Tokoh Penyayang

A. Nabi Muhammad S.A.W yang penyayang

Sifat kasih sayang yang terdapat pada diri Rasulullah tidak ada yang menyamainya, hatinya diselimuti sifat rahmah, mudah menangis, dan air matanya bercucuran. Orang yang memperoleh kemenangan bisa saja hatinya masih memiliki rasa kasih sayang, tapi tidak mesti ia dapat mengikis rasa dendam. Sifat  kasih sayang beliau tetap utuh sebagaimana aslinya. Asy- Syaikhan meriwayatkan dari Anas bahwa nabi Muhammad S.A.W bersabda : "Ketika aku sudah masuk (memulai) shalat yang bermaksud akan memperpanjangnya, tiba-tiba aku dengar suara tangis bayi. Maka aku mempercepat shalat, tak pernah aku tahu ibunya tidak mendengar tangis bayinya.

Ketika Abu Izzah, seorang penyair tertawan merengek-rengek minta belas kasihan kemudian ia dibebaskan dengan syarat tidak boleh memerangi Rasul lagi.

  1. Kasih sayang kepada anak-anak, anak yatim, janda, orang yang sakit, dan lain-lain. 
Siti Aisyah r.a telah menerangkan bahwa Rasulullah menciumi dua orang cucunya, Hasan dan Husain didepan Al-Aqra, berkata, " Ya Rasulullah, aku memiliki sepuluh orang anak tetapi aku belum pernah mencium seorangpun dari mereka." Beliau menatap muka Al-Aqra kemudian menjawab," Orang yang tidak memiliki rasa kasihan tidak akan dikasihani." Rasulullah menaruh belas kasihan sangat mendalam kepada perempuan janda dan orang miskin, bila ia sedang berjalan beliau melihat seorang fakir miskin atau janda yang memerlukan bantuan, beliau tidak meneruskan perjalanannya sebelum memberi bantuan kepada mereka.
 

   2. Kasih sayang kepada orang yang pernah memusuhinya

      A. Umar bin Khatab
Umar bin khatab sebelum memeluk agama Islam sangat memusuhi Nabi Muhammad S.A.W karena Nabi Muhammad dianggap sebagai pembawa kekacauan di Mekkah terutama pada kaum Quraisy sampai ia berkali-kali akan mendatangi Nabi Muhammad untuk membunuhnya, walaupun kabar tentang ini sampai kepada Nabi Muhammad, beliau tidak menaruh dendam dan tidak memusuhinya bahkan saat beliau berdoa kepada Allah agar umat Islam diperkuat oleh 2 orang Umar yaitu Umar bin Khatab dan  Amar bin Hisyam (Abu Jahal) dan Allah memberi hidayah kepada Umar bin Khatab sehingga ia memeluk agama Islam dan menjadi pengikut setia nabi sampai ia terpilih menjadi khalifah kedua setelah Rasulullah wafat. 

      B. Muawiyah bin Sufyan
Muawiyah bin Sufyan sebelum memeluk agama Islam sama dengan Umar bin Khatab termasuk yang memusuhi nabi Muhammad serta ajaran Islam. Ayah dan ibunya yaitu Abu Sufyan bin Harb dan Hindun binti Utbah lebih membenci nabi karena Beliau sebagai pembawa ajaran Islam dianggap telah memecah-belah orang-orang Mekkah. Nabi Muhammad pemaaf segala kesalahan Hindun dan kawan-kawannya pada waktu Fathu Makkah (terbukanya Mekkah). Muawiyah, Hindun, dan Abu Sufyan memeluk agama Islam setelah ada dalam barisan Islam. Muawiyah sangat disayangi oleh nabi sampai ia diangkat sebagai penulis wahyu. Setelah Nabi Muhammad wafat, Muawiyah menjadi khalifah pertama pada daulah Bani Umayyah. 

    3. Kasih sayang kepada binatang

Beliau melarang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah untuk latihan memanah. Barang siapa yang hendak menyembelih hewan, hendaklah mempercepat proses penyembelihannya dan mengasah atau mempertajam pisaunya. Janganlah ia menyembelih binatang, Rasulullah berpesan kepada sahabatnya agar mengasihani binatang dan melarang mereka menganiaya, menyiksa, tidak memberinya makan dan minum hingga binatang itu mati kelaparan atau kehausan. Rasulullah melarang orang-orang membuat binatang menjadi buas dengan jalan mengadu hewan yang satu dengan yang lainnya. Beliau juga memperingatkan, janganlah kalian menjadikan hewan atau makhluk yang bernyawa sebagai sasaran panah atau tombak. Demikianlah menurut riwayat yang diterangkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim.

   4. Menyayangi tumbuhan dan lingkungan hidup

Rasulullah sebagai rahmatal lil 'alamin bukan hanya menjaga kelestarian manusia, juga binatang dan alam. Rasulullah melarang untuk merusak tanaman, membunuh hewan, merusak rumah-rumah bahkan tempat ibadah umat agama lain bukan untuk melawan umat Islam. Beliau melarang kepada kaum muslimin untuk menebang pohon sembarangan terutama pohon-pohon yang berbuah seperti anggur, kurma, dan lain-lain.
Dalam hadits  diterangkan sebagai berikut:"Dari Yahya bin Sa'id , sesungguhnya Abu Bakar Sidiq pernah mengutus tentara ke Syam lalu ia keluar sambil berjalan kaki bersama Yazid bin Abu Sufyan, sedang Yazid ketika itu adalah kepala seperempat dari pasukan-pasukan yang dibagi empat. Maka katanya : Sesungguhnya aku berwasiat kepadamu dengan delapan hal yaitu :

a. Jangan membunuh anak -anak
b Jangan membunuh perempuan 
c. Jangan membunuh orang tua yang sudah pikun
d. Jangan menebang pohon yang sedang berbuah
e. Jangan merobohkan bangunan
f. Jangan menyembelih kambing dan unta kecuali untuk dimakan
g. Jangan merusak dan membakar kurma
h. Jangan berkhianat dan pengecut


       

Tidak ada komentar: